JAKARTA | POS BATUBARA – Pro Jurnalismedia Siber yang disingkat dengan sebutan PJS, menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I di Convention Hall Hotel Grand Palace Kemayoran Jakarta Pusat. Rapat Kerja Nasional ini dllaksanakan selama 2 hari sejak Sabtu 28 Oktober dimulai pukul 20.00 Wib sampai dengan Minggu 29 Oktober 2023 hingga selesai nantinya.
Dalam Rapat Kerja PJS kali ini, di ikuti oleh sekurangnya 15 DPD (Dewan Pengurus Daerah) dari 15 Propinsi dan juga DPC (Dewan Pengurus Cabang) setidaknya sekitar 20 an Kabupaten/Kota se-Indonesia. Salah DPC yang turut menghadiri Rakernas I PJS kali ini yakni DPC PJS Kabupaten Batu Bara, bahkan peserta terbanyak adalah DPD Sumut dengan jumlah total peserta 17 orang.
Di hari pertama Rakernas I PJS dibuka secara resmi oleh Irjen Pol (Purn) Anton Charlian selaku Ketua Dewan Pembina DPP PJS, dan juga dihadiri wartawan senior Troy Tumalango sebagai Ketua Dewan Pakar PJS yang ikut memberikan nasehat guna men-suport agar wartawan terutama yang bernaung di PJS bisa menjadi jurnalis profesional, berintegritas terhadap profesi.
Ada hal penting yang cukup menarik dari penyampaian baik oleh Ketua Umum DPP PJS Mahmud Marhaba, dan Troy Tumalango bahwa yang terpenting diperhatikan sebelum sebuah berita disajikan adalah salahsatu diwajibkan dalam kode etik jurnalistik yang biasa dikenal dalam dunia jurnalisme yaitu ‘Cover Both Side’.
Menurut kedua Jurnalis senior yang sama-sama berasal dari Propinsi Gorontalo tersebut, bahwa ‘Cover Both Side’ sendiri adalah satu cara dalam meliput dari dua sudut pandang yang berbeda atau berlawanan dengan menampilkan dua sisi dalam pemberitaan. Terutama guna menggali pola pandang seorang jurnalis kterhadap suatu isu atau permasalahan yang terjadi.
“Tidak cukup hanya mengandalkan eksistensi dalam melaksanakan tugas profesi, tapi jika hendak menguji integritas, kompetensi, dan profesional seorang jurnalis, cukup dilihat dari tulisan berita wartawan yang bersangkutan. Bila seorang jurnalis ingin beritanya menjadi trending topik selalu sajikan pemeberitaan dari sudut yang berbeda dari yang dari yang diberitakan oleh wartawan lain, bukan karena sering memberitakan tapi dari hasil copy paste”, ujar Troy singkat.
Lebih lanjut Troy juga menyinggung soal, hari ini kebanyakan wartawan cuma mengejar rilis pemberitaan ysng bersumber dari instansi mitra. Seharusnya seorang wartawan itu akan lebih disegani dan dianggap profesional bila melahirkan karya jurnalistik atau sisi berita yang tampil beda dari yang lain, tidak membuat pembaca atau viewer pusing saat membaca berita.
“Banyak wartawan atau jurnalis yang katanya sudah mengikuti UKW bahkan sampai tingkat UKW utama, tapi ternyata tak bisa menulis berita dan beritanya pun berlepotan. Sudah banyak saya dengar soal komersialisasi gelar UKW yang terjadi, terkadang cuma untuk menjaga eksistensi pihak-pihak yang diberi wewenang oleh Dewan Pers dalam pelaksanaan UKW. Maka mereka langsung meluluskan begitu saja setiap pesanan yang ikut UKW tersebut”, ungkap Marhaba.
“Hari ini PJS sudah terbentuk di 28 Propinsi, Rakernas ini menjadi sebuah momentum untuk menjalin silaturahmi dan menguatkan soliditas sesama PJS. Kita cuma butuh 10 DPD saja dan 500 anggota dengan data real dan konkrit, untuk menjadikan PJS sebagai Konstituen Dewan Pers. Waktu kita hanya 2 minggu, sedang menjadi konstituen Dewan Pers, itu merupakan Peraturan Dewan Pers Nomor 8 tahun 2008, selanjutnya guna menjalankan amanat Kode Etik Jurnalistik dan perintah UU Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers. Kemudian demi tercapainya harapan untuk menjadikan PJS sebagai pelaksana Uji Kompetensi yang paling ber-integritas dan benar-benar profesional”, pungkasnya.
REPORTER. Bima Pasaribu